KRITIK ARSITEKTUR PADA MUSEUM PURNA BHAKTI
Dengan
mengucap bismillah Saya ingin menkritik sebuah bangunan museum dengan metoda
Normatif Dogmatif.
Disini
saya menggunakan dokrin form follow culture atau dalam bahasa indonesia yang
baik sebuah bangunan mengikuti kebudayaan sebagai rujukan dari
konsep,gagasan,struktur dll yang mengambil kebudayaan bangsa, daerah, desa,
dalam pengaplikasian bentuk bangunan tersebut.
Dan
saya menggunakan doktrin form follow function atau dalam bahasa indonesia yang
baik berarti sebuah bentuk bangunan mengikuti fungsi dalam bangunan
tersebut,entah itu kotak mempunyai fungsi elektabilitas dan kekakuan, bulat
mempunyai fungsi ketahanan dalam kekakuan , dan segitiga mempunyai fungsi
kekakuan yang merata.
Form follow culture pada bangunan museum purna
bhakti
Bangunan
ini mengambil konsep kebudayaan jawa yakni” TUMPENG “ dalam makna masyarakat
jawa tumpeng meLambangken alam semesta beserta
isinya , sedangken Bentuk kerucut;
lambang penyerahan diri secara total Kepada Tuhan YME. Jadi kesimpulannya banngunan ini
menyimpulkan kekuasaan dan berserah diri dari kekuatan tuhan yang maha esa
dalam kebudayaan jawa yang di anut oleh presiden tercinta kita. Jadi bentuk
yang mengikuti dari aspek kebudayaan ini adalah kerucut.
Form follow function pada bangunan museum
purna bhakti
Pada
bentuk kerucut pada bangunan ini memiliki fungsi agar ketika turun hujan air
akan mengalir dengan mudah dan tidak mengakibatkan keretakan pada beton yang di
gunakan pada bangunan ini karna sifat dari air adalah meresap meskipun itu
beton permanen jadi bentukan kerucut memiliki fungsi mengalirkan air meskipun
dari segi estetika lebih indah tapi dari segi strukture lebih rumit dalam
pelaksanaan pemasangan kolom nya tersebut yang menurut analisis saya yg masih
muda ini.
Gambar tumpeng sebagai konsep bangunan ini
Warna-warna
yang mewarnai bangunan ini dari aspek “ fungsi & kebudayaan “ memiliki
manfaat seperti :
Warna
putih : Melambangkan statis dan
menjadikan lebih jujur kepada penghuninya dalam filosofi jawa.
Warna
merah : melanbangkan dinamis
danmenjadikan keberanian kepada
penghuninya .
Warana
kuning : melambangkan dinamis dan dalam kebudayaan jawa melambangkan kemulian
dan tanggung jawab.
Kuning
Gading:
Melambangkan dinamis dan dalam kebudayaan jawa melambangkan kegembiraan
dan kebahagiaan .
Warna hijau :
Melambangkan statis dan
dalam kebudayaan jawa melambangkan ketentraman
dan kedamaian.
Jadi kesimpulan dari pemilihan warna pada bangunan
ini sangat baik dan positif dari warna-warna tersebut tapi saya kurang menyukai
warna yang mencolok.
Ruang-Ruang perjuangan dan ruang utma ini mengambil
filosofi jawa cakra manggilingan(Form
follow culture ) dan dari segi fungsi atap yng bermotif cakra
manggilingan ini adalah sebagai penyalur gaya yang di terima dari atas sehingga
bangunan ini memiliki bentang yg cukup lebar karna rangka baja yang berbentuk
segitiga itulah yang menguatkannya dan berestetika indah.
Gambar pola atap cakra mangilingan yang ber
fungsi sebagai kekakuan.
Pada
bagian atap menggunakan filosofi pohon hayat(Form follow culture ) yang dalam fungsinya sama seperi bentukan
kerucut yakni memudahkan air mengalir dan estetika.
Dari
pola bunga wijaya kusuma(Form follow culture ) maka denah plat lantai dari
bangunan ini memiliki fungsi struktur bentang lebar yang menggunakan flat
lantai seperti bunga ini tetapi menyerupai segitiga jadi bangunan ini memikul
beban dengan kekauan segitiga. Jadi menurut saya yang masih muda ini dengan
pola seprti ini menarik dan memiliki kerumitan yang agak sulit.
Bagian
puncak atap mnggunakan lidah api(Form follow culture )dengan bentukan seperti
ini fungsi dari pucuk ini mungkin sebagai penghambat air kan bahannya terbuat
dari emas jadi tak berkarat tapi menurut saya ini terlalu berlebihan.
Struktur
denah ini memakai filosofi cakra manggilingan(Form follow culture ) jadi fungsi
setiap cakra disini adalah untuk menempatkan bagian pondasi tiang pancang jadi
setiap cakra memikul baban aksialnya masing-masing sehingga bangunan ini aman
dari getaran gempa (collapse)
Gambar denah cakra manggilingan dengan
penempatan tiang pancang
Bagian
dari cakra ini mempunyai fungsi sebagai penopang aksial
Jadi
bangunan ini menurut saya merupakan perpaduan dari form follow culture(kebudayaan
jawa) dan form follow function sangatlah mengagumkan sehinga bangunan ini memiliki keunikan yang menjadi citra adat
istiadat jawa dengan fungsi ruang, dan strukturnya pun bisa di aplikasikan ke
dalam bangunan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar